Perayaan Sekaten, Memperingati Maulud Nabi dengan Gaya Jogja

Konten [Tampil]
Perayaan Sekaten
Grebeg Mulud dalam rangka sekaten, photo via travelingyuk.com
Pada saat-saat tertentu Yogyakarta mengadakan keramaian yang berkaitan dengan kegiatan kebudayaan yang dikuti dengan antusias oleh masyarakat Yogya dan sekitarnya. Kegiatan ini menjadikan Yogya sebagai kota budaya yang memiliki karakter kuat. Salah satu acara yang paling meriah adalah upacara Sekatenan yang berlangsung setiap tahun dan sudah menjadi kalender wisata
di Yogyakarta dan bahkan nasional yang dihadiri banyak wisatawan mancanegara.

Sekatenan di Yogya merupakan serangkaian acara untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad (maulud nabi). Acara pertama dari rangkaian acara ini adalah Pasar Malam Perayaan Sekaten yang dilaksanakan di keraton, dikunjungi tak kurang dari 2 juta orang. Pada acara ini digelar pameran, panggung kesenian, pertunjukan kesenian tradisional, dan sejumlah hiburan lainnya. Acara pasar malam ini berlangsung selama 40 hari dan menjadi ajang promosi wisata.

Seminggu menjelang puncak acara Sekaten diadakan upacara Wiyos Gangga yaitu upacara keluarnya instrumen gamelan dari.keraton menuju masjid kauman untuk diinapkan. Upacara ini dilaksanakan pada tanggal 5 Rabiulawal tepat pukul 23.00 dan saat itu sejumlah kerabat keraton yang berpakaian seragam khas keraton mengawal keluarnya dua perangkat gamelan keramat Kiai Guntur Madu dan Kiai Nogo Wilogo menuju halaman masjid. Setelah menginap selama tujuh hari tujuh malam di masjid, akhirnya dua perangkat gamelan tadi dibawa kembali menuju keraton.

Keesokan harinya pada tanggal 12 Rabiulawal diadakan puncak acara Sekaten yang diadakan ditengah alun-alun atau di halaman masjid. Upacara ini disebut Garebek Maulud yang ditandai dengan pembagian makanan kepada masyarakat.

Upacara ini adalah yang paling menarik dari rangkaian acara Sekaten, yang diawali dengan prosesi abdi dalem dan prajurit keraton yang bertindak sebagai pengawal yang berbaris tepat di depan keraton. Pakaian seragam yang dikenakan berwarna merah, putih, abu-abu, dan hitam yang terdiri atas sekitar 1.000 orang. Sekitar pukul 10.00 dimulai acara yang berupa prosesi membawa beberapa buah gunungan dari keraton menuju halaman masjid.

Gunungan adalah sejumlah makanan yang dibentuk menyerupai gunung. Sesampainya di halaman masjid, keempat gunungan itu diletakkan persis di depan Masjid Kauman dan pengunjung yang menanti sejak pagi saling berebut mendapatkan sejumput gunungan yang dipercaya akan memberikan berkah. Lalu berakhirlah rangkaian upacara Sekaten

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak