Penciptaan Nabi Adam AS Dengan Bentuk Yang Paling Sempurna

Konten [Tampil]
Ada beberapa ayat dalam Al Qur'an yang mengisahkan tentang proses penciptaan Nabi Adam. Beliau diciptakan dari tanah yang kering kemudian dibentuk dengan bentuk yang paling sempurna, dan kemudian oleh Allah SWT ditiupkan ruh sehingga terciptalah Adam. 

Proses penciptaan Adam dikisahkan dalam beberapa ayat sebagai berikut:

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. As Sajdah Ayat 7)

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (QS. Al-Hijr Ayat 26)
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ * فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (QS Al Hijr ayat 28-29)

Ada banyak hadist yang menegaskan perihal proses penciptaan Adam dari tanah, dan kemudian disempurnakan Allah dengan meniupkan ruh-Nya, Sehingga Adam menjadi mahkluk yang paling sempurna. 


Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan dengan kata "ahsani taqwim (bentuk yang sebaik baiknya), 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Ada beberapa kalangan memiliki penafsiran berbeda terkait konsep ahsani taqwim dalam ayat di atas, yang mengartikan bentuk sebaik baiknya berupa fisik. Seperti yang kita ketahui manusia memiliki fisik yang luar biasa, baik dari sisi susunan organ luar maupun organ dalam dan sebagainya.

Sementara ada beberapa kalangan yang lain menyatakan bentuk yang sebaik baiknya tidak menyangkut fisik, karena menjadikan fisik sebagai ukuran kesempurnaan seseorang tidak sepenuhnya benar. Secara fisik manusia tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkan seekor gajah atau banteng, tetapi dengan akalnya, manusia dapat mengendalikan mereka.  

Dari paparan di atas dapat kita nyatakan bahwa ukuran kesempurnaan manusia bukan pada fisiknya, tetapi pada akalnya. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengendalikan binatang yang memiliki kekuatan lebih besar. Dengan akal pula manusia lebih unggul dari makhluk lainnya. 
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa penciptaan Adam mencakup aspek fisik dan juga non fisik, yaitu berupa akal.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak