Sekilas Mitos tentang Perlakuan Ari-Ari di Beberapa Daerah

Konten [Tampil]
Indonesia yang terdiri dari 17.000 pulau dan berbagai suku daerah memiliki kekayaan budaya serta  tradisi yang diyakini oleh masyarakat di masing masing daerah. Sesuai dengan mitos, budaya, dan filosofinya, terkait dengan tata cara perlakuan ari-ari berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Tidak mengherankan, apabila terdapat tradisi berbeda dalam memperlakukan ari-ari secara khusus sesuai dengan  adat-istiadat yang berlaku di daerah masing-masing.
cara perlakuan ari ari
Tata Cara Mengubur Ari ari, foto via islameca.xnews.date

Berikut ini akan mas Adi ulas beberapa tradisi memperlakukan ari ari di Indonesia. Namun, sekali lagi ini adalah mitos dan tidak perlu Anda ikuti, cukup sebagai pengetahuan saja.

Mitos perlakuan ari-ari di beberapa daerah

1. Mitos Orang Jawa
Masyarakat Jawa umumnya memperlakukan ari-ari dengan cara menguburkan di dalam tanah agar si anak bisa dekat dengan keluarga, serta merasa hangat, tenteram bersama keluarganya . Si anak diharapkan selalu berkumpul dalam keadaan apa pun, seperti pepatah Jawa "Mangan ora mangan, asal ngumpul."Ari ari tersebut dibungkus dengan kain mori putih dan diletakkan dalam sebuah kendil yang terbuat dari tanah liat. Ikut dikuburkan dalam ari ari tersebut beberapa uborampe atau barang syarat yang macamnya berbeda beda tergantung daerahnya. Di atas kuburan ari ari tersebut dipasangi pagar serta penerangan yang menyala selama 35 hari lamanya  agar baik ari-ari ataupun si jabang bayi selalu diberi penerangan dalam perjalanan hidupnya.


2. Mitos Orang Medan, Minang (Padang), Cina, Wajo, Bugis, dan Makasar
Masyarakat dalam hal ini yang bermukim di Medan, Minang (Padang), Cina, Wajo, Bugis, dan Makasar, memperlakukan ari-ari dengan cara melarungnya ke laut. Dengan harapan, agar si anak
memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat merantau ke mana-mana dan mampu menguasai alam raya ini.

3. Mitos Orang Tengger
Masyarakat Tengger dalam memperlakukan ari-ari yaitu dengan cara digantung di depan rumah menggunakan kendil. Dengan harapannya, agar si anak ketika dewasa nanti tidak pergi jauh dari tanah kelahirannya.

4. Mitos Orang Bone
Masyarakat Bone memiliki kebiasaan mengubur ari-ari di bawah pohon kelapa dengan harapan agar si anak kelak mempunyai martabat yang tinggi sekaligus bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Manfaat ari ari yang lainnya yaitu sebagai pelindung bahaya serta penolak bala, yaitu dengan memotong sebagian kecil plasenta dan ari-ari kemudian dibungkus menyerupai bantal kecil sebesar jempol, lalu diselipkan di pinggang

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak