Panglima Besar Jenderal Soedirman, Biografi dan Sejarah Perjuangan

Konten [Tampil]

Biografi Panglima Besar Jenderal Soedirman

Soedirman dilahirkan pada tanggal 24 Januari 1916, di Dukuh Rembang, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Setelah tamat dari HIS Cilacap (1923-1930), Soedirman melanjutkan pendidikan ke MULO Wiworo Tomo di kota Cilacap (1932-1935). Sejak tahun 1935 mengajar di HIS Muhammadiyah. Di samping itu, Soedirman pernah menjadi ketua gerakan kepanduan Hizbul Wathon di Cilacap dan pada tahun 1943-1944 menjadi anggota Syusangikai (Dewan Daerah) Banyumas.

Biografi Sejarah Perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman


Pada tahun 1944 Soedirman memasuki Bo-Eigygun Kanbukyoiku tai (Pendidikan Pembela Tanah Air Peta) di Bogor, 1944, angkatan kedua). Setelah selesai mengikuti pendidikan di Bogor, diangkat sebagai Daidanco (Komandan Batalyon) di Kroya.

Riwayat Militer Panglima Besar Jenderal Soedirman

Karier kemiliterannya adalah sebagai berikut:
  1. Pada bulan Oktober 1945, sebagai Komandan BKR Purwokerto, bersama Residen Mr. Iskak berhasil melucuti senjata satu butai tentara Jepang di Purwokerto, sehingga Divisi V TKR pimpinan Kolonel Soedirman merupakan Divisi yang terlengkap persenjataannya.
  2. Rapat TKR di Yogyakarta pada bulan Nopember 1945. Kolonel Soedirman dipilih sebagai Pimpinan Tertinggi TKR dan pada tanggal 18 Desember 1945 dilantik oleh presiden menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal penuh.


Pada masa awal Revolusi Kemerdekaan, Soedirman memimpin perjuangan melawan Sekutu. Pada bulan Nopember 1945, Sekutu menyerang dan menduduki Kota Ambarawa dan Magelang, sehingga kedudukan Kota Yogyakarta, ibukota Republik Indonesia, terancam. Oleh karena itu TKR menyerang tentara Sekutu di Magelang, memaksanya keluar dari Magelang pada tanggal 21 Nopember 1945, ke Ambarawa.

Pada tanggal 23 Nopember 1945, di Ambarawa terjadi pertempuran yang dahsyat antara Sekutu melawan pasukan TKR di bawah pimpinan Soedirman. Tanggal 5 Desember 1945, benteng Banyubiru (Ambarawa) jatuh ke tangan pasukan TKR. Pertempuran di Ambarawa ini terkenal dengan nama "Palagan Ambarawa. Tanggal 15 Desember 1945 seluruh kota Ambarawa jatuh ke tangan pasukan TKR. Sekutu kemudian menarik diri ke Kota Semarang.

Nama Soedirman terkenal ke seluruh penjuru tanah air. Lebih-lebih setelah pemerintah mengangkatnya sebagai Panglima Besar TKR pada tanggal 18 Desember 1945 dan setelah reorganisasi, Jenderal Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar TKR pada tanggal 25 Mei 1946.

Pada saat meletus Agresi Militer Belanda II, 19 Desember 1948, dalam keadaan sakit berat, Jenderal Soedirman memimpin perang gerilya. Kota Yogyakarta pada waktu itu, telah jatuh ke tangan Belanda. Oleh karena itu, Jenderal Soedirman memutuskan untuk mengadakan gerilya. Berkat kegigihan, keuletan, ketabahan dan kemauan kerasnya, berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih juga berdiri walau Belanda telah menggempur habis-habisan Kota Yogyakarta. Berkat kepahlawanannya, TNI tetap jaya! Dan sanggup mengawal Negara Republik Indonesia.


Riwayat Hidup Singkat Panglima Besar Jenderal Soedirman (1916-1950)

Lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Dukuh Rembang, Desa Bantarbarang, Distrik Cahyana, Purbalingga, Jawa Tengah.

Pendidikan Umum:

  • H.I.S. (Hollands Inlandse School) Cilacap (1923 - 1930).
  • MULO Wirotomo Cilacap (1932 - 1935).


Pendidikan Militer 

Pendidikan militer yang pernah ditempuh Panglima Besar Jenderal Soedirman antara lain sebagai berikut:
  • Bo-Eigyugun Kanbukyoikutai (Pendidikan Pembela Tanah Air Peta) di Bogor pada tahun 1944.


Karir Sipil :

Karir sipil Panglima Besar Jenderal Soedirman antara lain sebagai berikut:
  • Guru Muhammadiyah, Cilacap.
  • Pemimpin Hizbulwathan, Cilacap.
  • Anggota Syusangikai (Dewan Daerah) Banyumas (1944).

Karir Militer

Karir militer Panglima Besar Jenderal Soedirman antara lain sebagai berikut:
  • Daidanco (Komandan Batalyon) PETA di Kroya (1944 - 1945).
  • Pemimpin BKR Banyumas ( 1945).
  • Komandan Divisi V Kedu Banyumas dengan pangkat Kolonel (1945).
  • Panglima Besar TKR (1945 - 1946) dengan pangkat Jenderal.
  • Panglima Besar Angkatan Perang (1946) dengan pangkat Jenderal.
  • Pimpinan Tertinggi TRI Angkatan Laut (1946).
  • Pimpinan Tertinggi TRI Angkatan Udara, (1946 - 1947).
  • Ketua Pucuk Pimpinan TNI, merangkap Panglima Besar (1947 - 1948).
  • Panglima Besar Angkatan Perang Mobil, merangkap Kepala Staf Angkatan Perang dan Kepala Staf Angkatan Darat (1948 - 1949); dengan pangkat Letnan Jenderal (sesudah rasionalisasi turun pangkat setingkat).
  • Kepala Staf Angkatan Perang RIS dengan pangkat Letnan Jenderal (l949 - 1950).

Darmabakti terhadap negara:

Darmabakti Panglima Besar Jenderal Soedirman yang dipersembahkan kepada negara antara lain:
  • Memimpin perebutan senjata Jepang di Purwokerto (1945).
  • Komandan pertempuran merebut Kota Ambarawa (1945)
  • Anggota delegasi perundingan Gencatan Senjata dengan Serikat (1946 ).
  • Wakil Ketua III Panitia Pelaksanaan Pembentukan TNI (1947).
  • Memimpin pelaksanaan reorganisasi dan rekonstruksi Angkatan Perang ( 1948).
  • Memimpin penumpasan pemberontakan PKI di Madiun (1948).
  • Memimpin pemerintahan militer R.I. dan memimpin perang gerilya sesudah pecahnya aksi militer Belanda kedua (1948 - 1949).

Tanda-tanda penghargaan

Tanda-tanda penghargaan yang pernah diberikan negara atas pengabdian Panglima Besar Jenderal Soedirman kepada negara antara lain:
  • Bintang Republik Indonesia Utama
  • Bintang Mahaputra Utama
  • Bintang Sakti
  • Bintang Gerilya
  • Bintang Yudha Darma Utama
  • Bintang Kartika Eka Paksi Utama
  • Bintang Suryawisesa (persembahan angkatan perang R.I. pada tahun 1946).

Tutup usia

Panglima Besar Jenderal Soedirman tutup usia pada tanggal 29 Januari 1950, pukul 18.30 di Magelang, dalam usia 34 tahun. Pangkat beliau dinaikkan menjadi Jenderal Anumerta.



Sumber: Kasmadi, Hartono and Sugito, AT. and Wijono, Wijono and Slamet, Slamet (1986) Monumen perjuangan Jawa Tengah. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Jakarta.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak