Perlawanan Pattimura terhadap Kolonial Belanda

Konten [Tampil]

Latar belakang perlawanan Pattimura

Timbulnya perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pattimura bukan tanpa sebab. Ada beberapa hal yang memicu perlawanan rakyat Maluku terhadap kolonial Belanda, diantaranya sebagai berikut:
  1. Pemerintah Belanda memecat guru-guru yang berarti menghancurkan agama Kristen dan pendidikan rakyat;
  2. Kaum laki-laki Maluku dibawa ke Jakarta untuk menjadi tentara dan dipisahkan dari keluarga mereka;
  3. Rakyat dipaksa melakukan kerja berat termasuk membuat garam tanpa digaji;
  4. Rakyat tidak sempat memelihara kebun cengkeh dan kopinya, karena dipaksa mengerjakan kebun pala milik Belanda.
  5. Kegelisahan, ketakutan, dan kekecewaan rakyat Maluku terhadap Belanda, 
  6. Adanya peredaran uang kertas yang membingungkan, 
  7. Didudukinya benteng Duurstede oleh Belanda.

Pada tanggal 14 Mei 1817 rakyat Saparua (Maluku) di bawah pimpinan Thomas Mattulessy atau Pattimura mengangkat senjata melawan Belanda.  Dalam upaya menghadapi Belanda di mana-mana diadakan rapat, seperti di negeri Tial dan hutan Sasaware untuk menyusun kekuatan melawan kolonial Belanda.

Perlawanan Pattimura terhadap Kolonial Belanda
Benteng Duurstede, saksi bisu perlawanan Pattimura terhadap penjajah kolonial Belanda

Ketika melakukan perlawanan, Pattimura dibantu oleh pejuang- pejuang Maluku antara lain Antonio Rhebok, Philip Latumahina, Said Perintah, Martha Kristina Tiahahu, Ulu Pala, Paulus Tiahahu.

Serangan pertama dilakukan pada tanggal 16 Mei 1817 terhadap benteng Duurstede. Pattimura berhasil menguasai benteng tersebut bahkan Residen Van den Berg tewas. Bantuan pasukan segera dikirim oleh Belanda di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Bantuan pasukan ini pun dapat dikalahkan oleh pasukan Pattimura.

Mayor Beetjes juga menemui ajalnya. Akhirnya Belanda mengirimkan pasukannya secara besar-besaran sehingga pasukan Pattimura mulai terdesak. Pada tanggal 3 Agustus 1817 benteng Duurstede direbut kembali oleh Belanda. Pasukan Pattimura mundur dan membangun pertahanan di bukit Boi Saparua.

Pattimura ditangkap karena pengkhianatan

Pertahanan Pattimura akhirnya diketahui oleh Belanda setelah ada pengkhianat yang menunjukkan tempat persembunyiannya. Kemudian pada tanggal 11 November 1817 Belanda mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Letnan Peterson. Kapten Pattimura akhirnya terdesak dan tertangkap.

Pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman gantung di depan benteng Niew Victoria. Sedangkan Kapten Paulus Tiahahu dihukum pancung di Nusa Laut dan Kapten Ulu Pala digantung di Ambon. Meskipun demikian perlawanan terus dilanjutkan oleh pejuang Maluku.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak