Upacara Ngaseuk Pare di Banten | Mengenal Tradisi di Indonesia

Konten [Tampil]
Upacara Ngaseuk Pare adalah upacara tradisional menanam padi yang dilakukan di masyarakat baduy di Banten. Upacara ini dilakukan pada bulan April atau bulan Kapitu menurut penanggalan masyarakat Kanekes atau Baduy. Upacara ini dilakukan dengan membuat lubang dengan menggunakan kayu yang ujungnya telah diruncingkan di huma yang akan ditanami padi. Benih-benih padi itu kemudian ditanam atau dimasukkan ke lubang yang telah dibuat tadi oleh para kaum perempuan Kanekes.

Upacara Ngaseuk Pare
Upacara Ngaseuk Pare di Banten, Foto via balaikita.com

Upacara Ngaseuk ini dilakukan sebagai persembahan untuk Dewi Padi, yakni Pohaci Sang Hiyang Asri. Girang Serat, atau pemuka adat atau orang yang dipercaya menjadi sesepuh di masyarakat Baduy, memimpin ritual dan membacakan jampi-jampi yang bertujuan untuk "membangunkan" padi-padi yang sudah ditanam.

Sebelum diadakan upacara ngaseuk pare, terlebih dahulu diadakan ritual Nyacar, yaitu upacara membersihkan ladang atau hutan yang akan dijadikan ladang persawahan dari rerumputan dan ranting. Ada pula upacara Nukuh, yaitu upacara yang dilakukan dengan menebang pohon-pohon besar di areal lahan yang akan dipakai.

Tujuan diadakannya kedua upacara ini adalah untuk memberikan penghormatan dan memberikan sesaji kepada para dangiang atau arwah yang mendiami hutan atau lahan tersebut. Sesuai dengan tradisi masyarakat Kanekes yang sudah berlangsung turun temurun dan selalu menjaga kelestarian alam, lahan pertanian padi tidak boleh menggunakan bahan kimia, kecuali menggunakan bahan yang tersedia di alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak