Keren, Ramai-ramai Aksi Sejumlah Negara Buang Dollar, Bagaimana Dengan Indonesia

Konten [Tampil]
Emas dan dolar Amerika, sama sama merupakan safe havennya investor. Pada saat pasar sedang tidak pasti, keadaan ekonomi dan politik sedang tidak menentu, emas dan dolar sama-sama bisa menjadi shelter, untuk melindungi nilai investasi anda.

membuang dollar
Mata Uang Dollar, photo via pixabay/brett_hondow


Baru-baru ini di sejumlah negara-negara muslim ternyata sedang mempertimbangkan untuk melepas Dollar Amerika dan digantikan dengan emas, tapi sebenarnya apa maksudnya ini? dan kita akan bahas lebih detail dengan aksi negara ramai-ramai buang dolar.

Sebelum kita membahas lebih detail, apa sebenarnya fenomena de-dolarisasi ini yang sedang ramai menjadi rencana berbagai negara, khususnya negara muslim, inilah beberapa contoh negara yang mulai ingin mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika serikat.

Malaysia

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengusulkan penggunaan emas dengan sistem barter untuk seluruh Asia timur. Menurutnya ini jauh lebih stabil dibandingkan dengan dolar Amerika. Bahkan Mahathir juga mengatakan bahwa perdagangan mata uang dollar ini sudah tidak sehat untuk perdagangan, dan nyatanya memang benar.

Dengan konflik antara Amerika serikat dan China perekonomian terbesar dunia, ditambah dengan ketergantungan negara negara terhadap mata uang Dollar yang begitu fluktuatif, semua pun ikut terpengaruh.

Iran

Iran merupakan negara yang menerima pukulan dari Amerika Serikat, lewat sanksi yang membuat Iran tidak bisa menjual minyaknya ke negara lain. Tujuannya sebenarnya untuk menekan Iran untuk menghentikan program nuklirnya. Kini sanksi bertubi-tubi pun diterima oleh Iran yang melarang produk-produk Iran, seperti barang-barang kesehatan kemudian peralatan militer dan juga pesawat terbang.

Presiden Iran Hassan Rouhani juga ini mengakhiri dominasi dolar Amerika serikat dengan menggunakan criptocurrency, yang bisa digunakan antar negara-negara muslim.

Qatar

Amerika serikat menuding negara petrodolar ini mendukung terorisme di sejumlah negara-negara Arab yang bersekutu dengan Amerika serikat, seperti Uni Emirat Arab, kemudian Mesir, dan juga Bahrain yang kemudian memutuskan hubungan diplomasinya dengan Qatar.

Amerika Serikat menuduh Qatar menggunakan uang hasil penjualan sumber daya alamnya untuk mendanai sejumlah instansi dan juga kubu-kubu pemberontak, yang identik dengan tindakan-tindakan terorisme, namun Qatar membantah tudingan tersebut.

Di luar negara-negara yang telah disebutkan di atas, masih ada sejumlah negara seperti Cina, Turki, Rusia dan juga India.

China

Perang dagang yang berlangsung ini memaksa negara ini untuk mengambil langkah untuk mengurangi ketergantungan dengan dolar Amerika serikat. Bank Sentral China pun sudah mengurangi kepemilikan surat utang pemerintah Amerika atau US treasury. Namun China juga berupaya untuk membuat mata uangnya Yuan ini lebih kuat lebih kuat.

Turki 

Presiden Erdogan ini mengumumkan rencana untuk mengakhiri monopoli dolar Amerika serikat dengan kebijakan perdagangan non dolar, dengan mitra-mitra negara tersebut. Mata uang lira juga kehilangan hampir setengah dari nilainya terhadap dolar Amerika serikat, dalam setahun terakhir.

Rusia

Menteri Keuangan Rusia secara terang-terangan juga sudah menganjurkan negaranya untuk mengurangi kepemilikan surat utang pemerintah dari Amerika serikat, dan beralih ke aset-aset yang lebih aman seperti rubel, euro, logam mulia dan lain lainnya. Rusia sebagai informasi juga kena sanksi yang terus meningkat sejak tahun 2014.

India

India melakukan sejumlah transaksi yang bebas dari dolar Amerika serikat, seperti dengan Rusia dalam pembelian pesawat Rusia, dan juga dengan Uni emirat Arab dalam perjanjian pertukaran mata uang itu dia sejumlah aksi dedolarisasi sejumlah negara.

Tapi apa sebenarnya dasar dari aksi tersebut?

Sejak 18 Agustus 1971, Amerika Serikat ini menyatakan bahwa mereka mencetak dolar tidak lagi menggunakan jaminan emas dalam tanda kutip "suka-suka" mereka. Sejak saat itu sebenarnya dunia ini banyak yang kurang setuju dengan tindakan atau sikap Amerika dan menantangnya. Tapi saat itu negeri Paman Sam ini sedang kuat-kuatnya, dan saat itu China pun juga merasa bahwa hal ini tidak fair, karena dolar ini dicetak tanpa adanya back up atau patokan dari emas.

Dalam beberapa negara tadi seperti disebutkan bahwa logam mulia ini lebih dipilih sebagai alternatif dari dolar Amerika Serikat. Tapi apa yang dimaksud ini bukanlah emas secara fisik, tetapi sebuah gagasan yang juga dikatakan oleh mahathir Mohamad mata uang dengan jaminan emas, sebut saja Dinar emas. Dinar berbasis emas ini menarik karena dengan adanya mata uang ini, inflasi bisa dikatakan nol.  Simpelnya saja 1000 tahun lalu dan sekarang, nilai emas bisa membeli barang yang sama, tapi perlu dikhawatirkan juga, negeri adidaya Amerika serikat juga tidak akan tinggal diam karena Amerika serikat ini begitu kuat.



Credit: CNBC Indonesia

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak