Banjir Jakarta, Fenomena Rutin Tahunan, Sejak Masih Bernama Batavia

Konten [Tampil]
Bermula sekitar 500 tahun yang lalu di muara sungai Ciliwung menjadi awal mula keberadaan Kota Jakarta yang dahulu bernama Jayakarta, sebelum Kolonial Belanda memberinya nama Batavia.  Kota ini seakan-akan berada di rawa, terpisah dari teluk oleh gosong-gosong lumpur, yang pada waktu surut hanya digenangi oleh air hampir satu kaki.

Banjir di jakarta
Banjir di Batavia, foto via disasterchannel.co


Ketika musim hujan tiba, Batavia menjadi langganan genangan yang diakibatkan oleh air limpahan Ciliwung atau Sungai Besar. Sedangkan, di musim kemarau, airnya sangat sedikit.

Problematika banjir di Jakarta yang sudah ada sejak jaman kolonial Belanda, bahkan mungkin sejak jaman Tarumanegara, tidak semakin berkurang atau membaik. Justru sebaliknya, siapa pun gubernurnya, banjir tetap melanda Jakarta. Sejak pemerintahan di bawah Gubernur Dr Sumarno sampai sekarang dipegang gubernur nan santun, Anies Baswedan, tetap Jakarta menjadi langganan banjir.

Kebiasaan masyarakat Jakarta yang membuang sampah sembarangan di sungai juga menjadi penyebab meluapnya sungai-sungai di Jakarta ketika musim hujan tiba. Ya nggak heran sih, kebiasaan tersebut sudah turun temurun sejak Jakarta masih dipimpin Daendels.

Banjir di Jakarta tepat di 1 Januari 2020 ini  menjadi momentum kita semua untuk meninggalkan kebiasaan buruk di masa lalu, tidak lagi membuang sampah di sungai, memperbanyak lubang biopori, dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan masing-masing.

Semoga banjir di Jakarta cepat surut, dan masyarakat dapat kembali beraktifitas seperti biasanya, Aamiin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak