Waspada, Ini Beberapa Trik Nakal Yang Dilakukan Oknum Pedagang Dan Upaya Untuk Meminimalisirnya

Konten [Tampil]

Tulisan ini tidak bermaksud menjatuhkan atau bikin sempit rejeki pedagang. Apa yang akan disampaikan di sini adalah berdasarkan pengalaman pribadi saya, serta beberapa tulisan yang ada di forum Quora, terkait ulah oknum pedagang nakal, yang mengejar keuntungan sesaat dengan mengorbankan pembelinya. Apa sajakah? baik, mari kita bahas satu per satu.

Tusuk Sate Bekas yang digunakan kembali

Tusuk Sate Bekas yang digunakan kembali


Mendengar sebutan pedagang atau penjual sate, apa yang ada di pikiran Anda? kalau nggak daging yang disate, ya berarti tusuk satenya, ya apa ya?

Trik yang dilakukan oleh pedagang sate demi menambah keuntungannya (walaupun entah seberapa besar) adalah dengan cara menggunakan kembali tusuk satenya, dari bekas sate yang dimakan pengunjung.

Saya sendiri pernah melihat secara langsung, bagaimana segepok tusuk sate yang diikat karet, tidak terlihat mulus sebagaimana bambu yang baru dipotong-potong, namun banyak bekas panggangan berwana hitam-hitam. 

Saya tidak ingin suuzon, tapi pikiran saya melayang, nampaknya itu tusuk sate bekas yang akan digunakan kembali. Terlepas dari higienis atau tidak, namun kalau kita makan sate menggunakan tusuk sate bekas "diklamoti" orang lain yang kita tidak tahu bagaimana dia dengan kesehatannya, adalah sesuatu yang wow.

Nah untuk mencegah digunakannya tusuk sate bekas oleh oknum penjual sate nakal, maka cara yang dapat kita lakukan adalah dengan mematahkan tusuk sate setelah kita makan sate. Dengan demikian maka oknum pedagang nakal tersebut, mau tidak mau harus menggunakan tusuk sate yang baru.




Sedotan bekas yang digunakan kembali

Sedotan bekas yang digunakan kembali

Sebuah kisah yang saya ambil dari quora adalah mengenai penggunaan kembali sedotan bekas oleh oknum pedagang, berikut kisahnya:

Sedotan minuman warna - warni ini benar - benar khas warung kaki lima. Saya penggemar mie ayam. Suatu hari pernah memergoki pemilik warung mie ayam mengambil sedotan bekas pelanggan yang datang sebelum saya. Saya pikir beliau akan memasukkannya ke tempat sampah daur ulang. Namun ternyata saya salah! Beliau mencelupkan sedotan itu ke dalam air ember bekas bilasan gelas, mengibaskannya sampai agak kering lalu memasukkannya ke dalam tempat sedotan di meja gerobaknya. Saya kaget melihat itu. Sejak saat itu saya selalu memastikan sedotan yang saya pakai adalah sedotan yang masih bagus, seusai minum saya langsung melipat - lipatnya menjadi bentuk pentagon dan memasukannya ke dalam gelas minuman saya. Hal ini saya lakukan untuk menghindari kecurangan serupa pada sedotan saya.

Nah, untuk mencegah digunakannya kembali sedotan bekas tersebut, cara yang dapat dilakukan adalah dengan merusaknya, bisa dengan digunting, dibakar (kalo pas bawa korek api) atau dilipat-lipat dengan simpul mati, intinya dirusak agar tidak bisa digunakan kembali.


Masker bekas yang dijual kembali

Masker bekas yang dijual kembali

Kita sedikit flashback pada awal-awal masa pandemi Covid-19, di mana harga masker yang dulu saya pernah jual, seharga Rp.20.000 per box melambung tinggi hingga Rp.600.000 per box karena masker menjadi barang yang sangat langka (demand tinggi, supply terbatas, ditimbun). Semua orang berburu masker, sehingga hal ini menjadi peluang sebagian oknum untuk berbuat curang. Caranya dengan mengumpulkan masker bekas pakai dan menjualnya kembali. 

Dari sisi kesehatan tentunya sangat membahayakan, tapi entahlah apa yang ada dibalik pikiran oknum tersebut. Saya sendiri belum pernah menjumpai hal yang demikian, namun kasus penjualan masker bekas sempat santer di pemberitaan media.

Nah, agar masker yang sudah kita gunakan tidak dimanfaatkan kembali oleh oknum-oknum culas tersebut, maka cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menghancurkan masker tersebut, sebelum dibuang di tempat sampah.

Cuci mangkuk bakso pakai air got

Serius, saya pernah menjumpai ulah oknum penjual bakso keliling yang nakal ini. Ceritanya saya sedang mengendarai motor, nah dalam perjalanan tersebut saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, si abang bakso ini mengambil air untuk cucian mangkuk baksonya dari got depan pabrik. 

Saya yang dalam posisi mengendarai motor saat itu tidak terpikir untuk berhenti, menegur atau memfotonya. Saya yang berego tinggi ini cuma bergumam "Ah sudahlah, bukan urusan saya"


Sementara ini dulu yang bisa saya sampaikan, walaupun sebenarnya ada banyak trik nakal yang belum diekspose.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak