Mewaspadai Microsleeps Yang Muncul Tiba -tiba Pada Saat Mengemudi Perjalanan Jauh

Konten [Tampil]

Ketika Anda sedang mengemudikan kendaraan Anda, pernahkah Anda mengalami situasi di mana anda sedang berkendara tiba-tiba terlelap? Tidak lama. Hanya beberapa detik. Kendaraan di depan Anda yang pada mulanya masih jauh jaraknya tiba tiba berada di depan mata. Kondisi yang demikian  itu disebut dengan microsleep.

Microsleep merupakan kondisi di mana badan ‘tidur’ sesaat. Segala input yang diberikan indera penglihatan dan pendengaran tidak dapat diproses oleh otak. Durasi microsleep berkisar antara 1 hingga 30 detik. Hal ini bisa terjadi walaupun mata masih melek dan terbuka. Seperti sebuah komputer, otak Anda mengalami“shut down”.

Mewaspadai Microsleeps Yang Muncul Tiba -tiba Pada Saat Mengemudi Perjalanan Jauh


Microsleep adalah keadaan di mana tubuh mengalami tidur selama sepersekian detik dan dapat berlangsung hingga 30 detik. Yang umumnya terjadi, kondisi seperti itu akibat dari kurang tidur, kelelahan mental, depresi, gangguan saat tidur, hypoxia, narcolepsy, atau hypersomnia.

Microsleep, atau tidur mikro berdasarkan teori adalah suatu keadaan di mana anda terlelap (ketiduran) untuk waktu sepersekian detik, tanpa disadari. Memang, analogi tidur ya gak sadar. Hanya saja micro sleep ini biasa terjadi di tempat yang ‘tidak diinginkan’. Biasanya, disebut micro sleep jika tidur yang tidak sengaja ini terjadi sampai 30 detik. Jika lebih dari itu, namanya udah tidur beneran, dan biasanya di tempat yang diinginkan.

Tentunya sudah banyak kejadian microsleep saat berkendara dan menimbulkan banyak  korban jiwa. Biasanya, micro sleep saat berkendara dimulai ketika kesadaran pengendara mulai menurun, namun orang yang mengalaminya merasa masih sadar dan sanggup berkendara, dan ketika benar-benar dalam keadaan sadar, ternyata kendaraannya ‘sudah siap’ untuk mengalami kecelakaan.

Ketika Anda melaju pada kecepatan 70km/jam, microsleep selama 3 detik dapat menyebabkan laju kendaraan Anda menyusur tanpa kendali sejauh 200 meter. Dalam jarak 200 meter, nyawa bisa melayang dalam sekejap mata. Bayangkan apa yang terjadi apabila kendaraan  melaju pada kecepatan 100 km/jam. Malaikat maut berada di depan Anda!

Terkadang, hasrat untuk berkumpul bersama keluarga tercinta setelah terpisah sekian seringkali dijadikan motivasi untuk terus berkendara walaupun tubuh sudah terlalu mengantuk. 

Ada yang berpendapat jika kendaraan dipacu melesat kencang, akan membuat kantuk yang dialami berkurang, karena pengaruh adrenalin. Namun, ada juga sebagian orang yang memiliki pendapat, bahwa jalan yang berliku seperti di jalur Wadaslintang dianggap bisa mengatasi dan menghilangkan rasa kantuk karena pengendara lebih fokus pada belokannya. Dua fakta di atas hanya mengundang bahaya. Kesan ‘fight or flight’ hanya seketika saja. Sistem badan akan ‘burn out’ dan akhirnya bisa menyebabkan microsleep yang lebih lama.

Micro sleep umumnya disebabkan oleh kelelahan fisik dan mental yang amat sangat, kurang tidur, depresi atau hipersomnia. Micro sleep bisa muncul kapan saja, oleh karena itu para pengendara harus waspada mengenai keadaan ini.


Gejala Microsleep

Beberapa gejala munculnya micro sleep adalah sering melakukan kesalahan ketika mengemudi, Kecepatan laju kendaraan tidak stabil dan salah mengambil jalur. Kemudian, kepala sering mengangguk/terkulai, kemudian kelopak mata terasa berat, seringkali menutup salah satu atau kedua mata. Gejala lainyang umumnya terjadi adalah sakit kepala, sering menguap dan perasaan lelah.

Biasanya microsleep ditandai dengan tatapan kosong, gertakan kepala yang tiba-tiba, atau penutupan mata dalam waktu lama yang mungkin terjadi saat orang kecapekan namun harus tetap terjaga karena sedang melakukan aktifitas yang monoton seperti nonton tv, atau di depan laptop, atau menyetir mobil. bahkan, microsleep sering terjadi pada saat seseorang terjaga. Sementara di microsleep, seseorang gagal untuk menanggapi informasi luar. seseorang tidak akan melihat cahaya sinyal merah atau pemberitahuan bahwa jalan ditutup.


Cara mengatasi microsleep

Nah, untuk mengatasinya, ambillah waktu untuk istirahat setelah berkendara selama 3 atau 4 jam. Mungkin daya tahan orang berbeda-beda, ada yang sanggup hingga 6-7 jam. Oleh karena itu, 3 atau 4 jam itu untuk paling minim.

Jika berkendara jauh, usahakan jangan sendirian. Akan lebih bermanfaat jika teman perjalanan anda enak diajak ngobrol, dan dapat memperhatikan keadaan anda. Jadi bisa sebagai ‘alarm’ jika anda mulai terlihat kelelahan.

Gunakan telepon genggam anda. Bukan untuk mengganjal mata anda yah! Telpon orang kesayangan anda, ngobrol sambil berkendara tidak akan masalah. Tapi jangan lupa, gunakan handsfree. Jangan biarkan pikiran kosong saat berkendara. Putarlah musik, dan bernyanyilah jika anda berkendara sendirian. Mungkin sedikit berteriak tidak akan masalah. Oh iya, jangan lupa pastikan semua jendela tertutup rapat ya jika anda ingin teriak.

Selanjutnya, cara lain adalah, berhenti, parkir mobil di tempat aman dan tidur. Tak perlu tidur lama. Lima sampai dengan 10 menit cukup. Rileks kan badan, pejamkan mata. Ulang setiap kali anda mula berasa mengantuk. Berhenti beristirahat setiap dua jam untuk berkendara jarak jauh.

Untuk Anda yang sedang menemani berkendara, jadilah co-driver yang baik, ajak pengemudi untuk ngobrol, sehingga pengemudi tidak menjadi bosan di jalanan. Berikutnya, perhatikan juga cara pengemudi alam berkendara. Jika sudah mulai keluar lajur, Anda dapat menegur pengemudi. Terakhir, sekali sekali lihat instrumen di dashboard mobil perhatikan jarum penunjuk kecepatannya, apakah berkendara terlalu cepat? Apakah ada lampu – lampu peringatan yang menyala? Jika ada, tegurlah dan ajak pengemudi untuk beristirahat dahulu.

Selamat berkendara dengan aman


Sumber: kabarberita.id

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak