Analisa Usaha Tempe Kedelai, Apakah Masih Menguntungkan di Tahun 2021 ?

Konten [Tampil]

analisa usaha tempe kedelai

Tempe kedelai merupakan makanan khas sebagai lauk di negeri ini. Bahkan makanan ini sering kita jumpai setiap harinya. Mudah untuk mendapatkan jenis makanan ini, di pasar pun pasti ada yang menjualnya. Dengan berbagai variasi tentunya, ada yang menggunakan teknik modern, ada yang menggunakan daun sebagai media pembungkusnya. Hal ini juga tergantung dengan pelaku usaha tempe kedelai yang memanfaatkan peluang dan teknis yang berbeda. Untuk itu kita perlu analisa usaha tempe kedelai dari modal sampai keuntungannya.

Namun jumlah dari para pelaku usaha tempe kedelai ini sekarang juga kian menyusut. Mungkin karena daya beli yang menurun, atau karena saking rumitnya membuat tempe kedelai, sehingga jenis usaha ini jarang sekali bisa diteruskan. Tapi apakah masih menguntungkan di tahun 2021 ini ?


Analisa Usaha Tempe Kedelai dari Modal Sampai Keuntungan

Modal baku dari usaha tempe kedelai adalah kedelai itu sendiri. Harga kedelai sekarang ini juga semakin naik. Untuk teknis dari produknya, sekarang ini lebih ringkas menggunakan media plastik sebagai pembungkusnya.

analisa usaha tempe kedeleai

Untuk lebih rinci dalam menentukan keuntungan, kita telusuri dulu bagaimana proses dari pembuatan tempe kedelai. Kedelai direndam dulu satu malam untuk memperoleh kualitas dari kedelai mana yang bagus dan yang tidak. Serta bisa untuk mengangkat semua kotoran yang menempel.

Setelah itu, kedelai akan direbus sampai matang. Kemudian akan dicuci kembali sampai bersih dan bagian dari kulitnya terkelupas. Bahkan untuk tekstur dari kedelai akan terbelah menjadi dua. Setelah itu akan dilakukan pengukusan sampai kemudian tekstur air yang ada pada kedelai berkurang.

Kemudian akan masuk dalam tahap pembungkusan. Untuk versi dan teknisnya bisa menggunakan daun pisang maupun plastik. Untuk versi besar atau kecilnya, itu tergantung dari peluang yang ada. Misalnya untuk dikalangan desa dan perkampungan, bentuk yang sederhana dan cenderung melebar biasanya akan lebih laris, dan faktor harga juga sangat menentukan.

Untuk menggunakan plastik, biasanya akan lebih bisa memangkas waktu dan tenaga. Karena memang sekarang ini sudah ada mesin khusus untuk produksi tempe dan bisa diproduksi dalam skala besar.

Sedangkan yang menggunakan pembungkus daun tetap mau tidak mau menggunakan cara manual. Walaupun daun pisang lebih mudah didapatkan, bisnis usaha tempe dengan pembungkus daun ini hanya bisa dilakukan di area pedesaan.

Harga kedelai sekarang ini sudah tembus 7-10 ribu perkilonya. Ini tentu berdasar dari setiap daerah dan tempat tinggal masing-masing. Dengan produksi 5 kg kedelai kalau menggunakan pembungkus daun dan plastik, saya kira masih sama untuk keuntungan yang didapat. Walaupun selisih itu pun cuma seberapa.

Namun karena sekarang ini sudah mulai jarang para pengusaha tempe kedelai, tentu usaha yang sudah terbilang lama muncul ini menjadi peluang untuk berbisnis. Apalagi bisa produksi lebih dari 30 kg dalam sehari.

Tempe membutuhkan ragi agar bisa fermentasi, fermentasi dari kedelai hingga tumbuh rambut dan menjadi tempe ini membutuhkan waktu sampai 3 hari. Untuk bisa berbisnis tempe tentu harus tahu hal ini. Jika ingin tiap hari bisa jualan, maka setiap harinya harus bisa memproduksi tempe sesuai dengan target market.

Untuk pemasaran tentu saja kalau di desa, tempe lebih mudah untuk terjual. Selain itu untuk pembungkus daun pisang juga masih banyak dan harganya pun juga cukup murah. Kalau ingin dengan skala besar, tentu harus menggunakan mesin pembuat tempe. Dengan mesin, selain waktu pembuatan lebih cepat, produksi lebih banyak, tenaga kerja yang dibutuhkan juga tidak terlalu banyak.

JUNIANTO

Conten Writer, Blogger

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak