Menciptakan Bisnis Atau Membeli Bisnis?

Konten [Tampil]

Banyak orang berkata bahwa mereka ingin memulai bisnis mereka sendiri. Seringkali percakapan mereka seperti di bawah ini: (Sebagai contoh ilustrasi, dialog antara Budi dan Iwan).

Budi : Saya sangat ingin memulai bisnis saya sendiri.

Iwan : Bagus sekali, Anda tertarik pada bisnis jenis apa?

Budi : Saya ingin bisnis yang memberikan arus kas yang bagus dan dapat dijalankan oleh karyawan saya. Jadi saya punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga. Dan ... saya tidak ingin harus membayar banyak untuk bisnis itu.

Sampai tahap ini, kita tahu bahwa Budi sebenarnya bukanlah entrepreneur dan mungkin tidak mampu menjadi entrepreneur. Ia benar-benar tidak memahami komitmen yang diperlukan untuk membangun bisnis yang sukses. Ia mengatakan "Saya tidak ingin harus membayar banyak untuk bisnis itu." dan "Saya ingin bisnis yang memberikan arus kas yang bagus" memberitahu kita bahwa ia benar-benar ingin memperoleh bisnis yang sudah dibangun oleh entrepreneur yang berhasil. Nilai yang diciptakan oleh oleh penjual. Penjual berhak mendapatkan kompensasi dari Budi untuk nilai yang diciptakan. Budi akan harus membayar untuk nilai yang sudah ada itu.

Menciptakan Bisnis Atau Membeli Bisnis

Ada perbedaan besar antara  menjadi entrepreneur yang menciptkan dan membangun bisnis dan membeli bisnis. Dalam contoh ini, jelas Budi ingin "membeli bisnis" bukan "menciptakan bisnis".

Tidak ada yang salah dengan membeli bisnis. Namun PENCIPTAAN-lah yang memberi energi kepada entrepreneur. Membangun bisnis yang sukses dari nol, menciptakan nilai, dan mampu bertahan adalah sasaran utama seorang entrepreneur. Bagian PENCIPTAAN -lah yang memberikan daya ungkit terbesar dan kadangkala laba atas investasi yang tak terbatas. Kalau Anda membeli ciptaan orang lain, biasanya mereka yang mendapat daya ungkit itu, bukan Anda. Tentu saja hal itu tidak berarti perolehan bisnis yang sudah ada menjadi salah, terutama kalau Anda membawa bisnis itu ke tingkat selanjutnya, yaitu rencana membawa bisnis yang lebih besar.

Misalnya pembelian waralaba bukanlah akhir permainan bagi seorang entrepreneur sejati. Waralaba mungkin adalah sebuah batu loncatan besar -menjadi sumber pembelajaran bagi seorang entrepreneur. Biasanya ada ruang kecil dalam waralaba untuk kewirausahaan dan bisnis kewirausahaan. Kalau seseorang membeli waralaba, ia membeli hak untuk menggunakan muhibah dan sistem bisnis yang sudah dibentuk oleh pendiri waralaba. Salah satu manfaat bisnis waralaba adalah sudah memiliki kredibilitas, karena sistemnya sudah teruji dan terbukti berkerja. Tentu saja agar waralaba berhasil, si pemegang waralaba harus melakukan usaha yang signifikan.

Namun, konsistensi dari satu waralaba ke waralaba lain adalah salah satu faktor utama yang membuat waralaba mampu meraih kesuksesan. Kenyataannya si pendiri waralaba dalam hal hukum perlu mengendalikan cara pemegang waralaba melakukan bisnis, atau ia akan kehilangan hak-hak yang berharga. Walaupun ada sejumlah pendiri waralaba yang setuju untuk menerima saran dari pemegang waralaba, namun pendiri waralabalah yang membuat keputusan akhir. Hal ini cenderung menyisakan ruang kreativitas yang sangat kecil bagi si pemegang waralaba.

Semoga bisa menjadi inspirasi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak