Reklame, Definisi, Tujuan, Jenis, Teknik Reklame, Keuntungan dan Kerugian reklame

Konten [Tampil]

Definisi reklame

Reklame adalah suatu bentuk promosi yang digunakan oleh perusahaan atau individu untuk menjual produk atau jasa mereka kepada konsumen. Reklame dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, seperti iklan televisi, radio, surat kabar, iklan online, sosial media marketing, pemasaran email, billboard, spanduk, baliho, dll. Tujuan utama dari reklame adalah untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan brand awareness (kenali brand) dari produk atau jasa yang dijual.


Sejarah perkembangan reklame

Sejarah perkembangan reklame telah mengalami perubahan yang signifikan selama berabad-abad. Pada awalnya, reklame ditampilkan dalam bentuk yang sangat sederhana, seperti tanda toko atau spanduk di jalanan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup, reklame berkembang menjadi lebih kompleks dan inovatif.

Pada abad ke-19, reklame mulai ditampilkan di surat kabar dan majalah, yang memungkinkan perusahaan untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Pada tahun 1920-an, radio mulai digunakan sebagai sarana reklame, yang memungkinkan perusahaan untuk menjangkau audiens di seluruh negara.

Pada tahun 1950-an, televisi menjadi sarana reklame yang populer, yang memungkinkan perusahaan untuk menjangkau audiens dengan cara yang lebih interaktif dan visual. Pada tahun 1990-an, internet mulai digunakan sebagai sarana reklame, yang memungkinkan perusahaan untuk menjangkau audiens di seluruh dunia dengan biaya yang lebih efisien.

Saat ini, reklame digital menjadi sangat populer, dengan iklan online, sosial media marketing, dan pemasaran email yang menjadi sarana reklame yang paling banyak digunakan. Reklame juga menjadi lebih cepat dan mudah diakses oleh audiens, dengan perkembangan teknologi seperti programmatic advertising, AI, dan big data yang digunakan untuk meningkatkan relevansi iklan dan meningkatkan efektivitas reklame.


Tujuan utama reklame

Tujuan utama reklame adalah untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan brand awareness (kenali brand) dari produk atau jasa yang dijual. Reklame digunakan untuk menarik perhatian konsumen terhadap produk atau jasa yang dijual dan memberikan informasi tentang fitur dan manfaat dari produk atau jasa tersebut.

Reklame juga digunakan untuk membangun citra positif dari produk atau jasa yang dijual dan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek. Dalam hal ini, tujuan reklame bukan hanya untuk meningkatkan penjualan saat ini, tetapi juga untuk membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen dan memastikan bahwa konsumen akan terus membeli produk atau jasa yang sama di masa depan.

Selain itu, reklame juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran tentang produk baru atau jasa yang dijual dan meningkatkan pengetahuan konsumen tentang produk atau jasa tersebut. Ini bisa membantu dalam memperkenalkan produk atau jasa baru ke pasar dan meningkatkan peluang penjualan di masa depan.


Jenis-jenis reklame

Jenis reklame


A. Reklame tradisional  

Reklame tradisional adalah bentuk promosi yang menggunakan media yang sudah ada sejak lama, seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, billboard, dan poster. Ini berbeda dengan reklame digital yang menggunakan internet dan teknologi digital untuk menyampaikan pesan.


B. Reklame digital (misalnya: iklan online, sosial media marketing, pemasaran email)

Reklame digital adalah bentuk promosi yang menggunakan teknologi digital seperti internet, media sosial, email, aplikasi mobile, dan website untuk menyampaikan pesan promosi kepada target audience. Reklame digital memungkinkan interaksi langsung dengan audiens, sehingga lebih efektif dalam menjangkau audiens yang dituju dan memungkinkan pengukuran hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan reklame tradisional.


C. Reklame outdoor (misalnya: billboard, spanduk, baliho)

Reklame outdoor adalah bentuk promosi yang menggunakan media di luar ruangan, seperti billboard, spanduk, poster, banderol, dan lainnya. Reklame outdoor dapat ditemukan di jalan-jalan, stasiun kereta, bandara, pusat perbelanjaan, dll. Keuntungan dari reklame outdoor adalah bahwa ia dapat dilihat oleh banyak orang dalam waktu yang sama dan dapat menjangkau audiens yang lebih luas dibandingkan dengan reklame indoor. Namun, reklame outdoor juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti kontrol lingkungan yang lebih sedikit dan biaya yang cenderung lebih tinggi.

Teknik-teknik reklame

A. Persuasi

Teknik persuasi reklame adalah metode yang digunakan untuk mengubah sikap atau tindakan audiens melalui pesan yang disampaikan. Beberapa teknik persuasi yang umum digunakan dalam reklame meliputi:

  1. Appeal emosional: Menggunakan perasaan, seperti harapan, kebahagiaan, atau kekhawatiran, untuk mempengaruhi sikap atau tindakan audiens.
  2. Appeal rasional: Menggunakan fakta dan logika untuk menyakinkan audiens untuk membeli produk atau menggunakan jasa.
  3. Appeal kepribadian: Menggunakan karakter atau kepribadian selebriti atau tokoh terkenal untuk menyampaikan pesan promosi.
  4. Appeal sosial: Menggunakan dukungan dari orang lain atau penerimaan sosial untuk menyakinkan audiens untuk mengikuti tren atau gaya hidup tertentu.
  5. Appeal Scarcity : menunjukkan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan adalah kesempatan yang terbatas, yang meningkatkan keinginan audiens untuk segera membelinya.
  6. Appeal Authority : menggunakan orang yang diakui sebagai ahli atau pemimpin dalam bidang tertentu untuk menyampaikan pesan promosi.

B. Emosi

Teknik emosi adalah metode yang digunakan dalam reklame untuk mempengaruhi perasaan atau emosi audiens dalam mengambil keputusan. Beberapa teknik emosi yang umum digunakan dalam reklame meliputi:

  1. Humor: Menggunakan element-element humor untuk menyenangkan audiens dan meningkatkan daya tarik produk atau jasa yang ditawarkan.
  2. Cinta: Menggunakan perasaan cinta atau romantisme untuk membuat audiens merasa lebih dekat dengan produk atau jasa.
  3. Ketakutan: Menggunakan perasaan ketakutan atau kekhawatiran untuk menyakinkan audiens untuk mengambil tindakan tertentu, seperti membeli produk perlindungan atau asuransi.
  4. Harapan: Menggunakan perasaan harapan atau impian untuk menyakinkan audiens bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat membantu mereka mencapai tujuan atau impian mereka.
  5. Kebahagiaan: Menggunakan perasaan kebahagiaan atau kesenangan untuk menyakinkan audiens bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat membuat mereka merasa lebih baik.
  6. Nostalgia : Menggunakan perasaan nostalgia atau kenangan masa lalu untuk membuat audiens merasa lebih dekat dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

Teknik-teknik ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan produk dan meningkatkan minat audiens. Namun harus diingat bahwa teknik-teknik ini harus digunakan dengan bijak dan tidak boleh menyakiti atau merugikan audiens.


C. Informasi

Teknik informasi adalah metode yang digunakan dalam reklame untuk menyampaikan fakta atau informasi tentang produk atau jasa yang ditawarkan kepada audiens. Beberapa teknik informasi yang umum digunakan dalam reklame meliputi:

  1. Deskripsi produk: Menyajikan informasi tentang fitur, manfaat, dan keunggulan produk atau jasa yang ditawarkan.
  2. Spesifikasi produk: Menyajikan informasi tentang ukuran, berat, kapasitas, dan lainnya dari produk atau jasa yang ditawarkan.
  3. Bandingkan dengan produk lain: Menyajikan perbandingan antara produk atau jasa yang ditawarkan dengan produk atau jasa lain dari pesaing.
  4. Testimoni: Menyajikan komentar atau pengalaman dari pelanggan yang telah menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.
  5. Penjelasan teknis: Menyajikan informasi tentang cara kerja, teknologi, atau proses yang digunakan dalam produk atau jasa yang ditawarkan.
  6. Penawaran khusus : Menyajikan informasi tentang diskon, bonus, atau penawaran khusus yang tersedia untuk produk atau jasa yang ditawarkan.

Teknik informasi ini digunakan untuk memberikan audiens informasi yang cukup dan akurat tentang produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga memungkinkan audiens untuk membuat keputusan yang tepat dan informatif. Namun harus diingat bahwa teknik ini harus digunakan dengan transparan dan tidak boleh menyembunyikan informasi penting.


D. Kombinasi teknik-teknik tersebut

Beberapa reklame menggabungkan beberapa teknik reklame sekaligus untuk meningkatkan efektivitas pesan promosi yang disampaikan. Misalnya, sebuah iklan dapat menggabungkan teknik persuasi dengan menggunakan appeal emosional dan appeal rasional sekaligus, atau menggabungkan teknik emosi dengan teknik informasi untuk menciptakan iklan yang menyentuh perasaan audiens serta memberikan informasi yang cukup tentang produk atau jasa yang ditawarkan.

Kombinasi teknik ini dapat meningkatkan efektivitas iklan karena dapat menyentuh perasaan audiens dan memberikan informasi yang cukup sekaligus, sehingga membuat audiens lebih mungkin untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Namun, harus diingat bahwa kombinasi teknik ini harus digunakan dengan hati-hati dan proporsional agar tidak menimbulkan kebingungan atau kekecewaan pada audiens.


Keuntungan dan kerugian reklame

A. Keuntungan reklame  

Reklame memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan dan bisnis yang menggunakannya, diantaranya:

  1. Meningkatkan brand awareness: Reklame dapat membantu perusahaan atau bisnis dalam meningkatkan kesadaran akan merek atau produk yang ditawarkan.
  2. Memperkenalkan produk baru: Reklame dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru kepada audiens.
  3. Menarik perhatian audiens: Reklame dapat digunakan untuk menarik perhatian audiens dan meningkatkan minat mereka terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
  4. Meningkatkan penjualan: Reklame dapat membantu perusahaan atau bisnis dalam meningkatkan penjualan produk atau jasa yang ditawarkan.
  5. Memperkuat posisi pasar: Reklame dapat digunakan untuk memperkuat posisi pasar perusahaan atau bisnis dan meningkatkan daya saing.
  6. Dapat digunakan untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan : Reklame dapat digunakan untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan dengan memberikan informasi yang bermanfaat dan menjaga komunikasi yang konsisten.
  7. Dapat digunakan untuk memperluas target pasar : Reklame dapat digunakan untuk memperluas target pasar dengan menjangkau audiens baru dan memperluas jangkauan geografis.
  8. Dapat digunakan untuk mengukur hasil : Reklame digital memungkinkan untuk mengukur hasil secara detail dan mengoptimalkan strategi promosi.

Namun harus diingat bahwa reklame juga memiliki biaya yang cukup tinggi dan harus digunakan dengan bijak agar efektif dan efisien.


B. Kerugian reklame 

Reklame juga memiliki beberapa kerugian bagi perusahaan dan bisnis yang menggunakannya, diantaranya:

  1. Biaya tinggi : Reklame dapat menjadi cukup mahal, terutama jika digunakan dalam jangkauan yang luas dan dalam jangka waktu yang panjang.
  2. Dapat diabaikan oleh audiens : Beberapa audiens mungkin tidak peduli dengan iklan yang ditampilkan dan mengabaikannya.
  3. Dapat membuat audiens merasa terganggu : Beberapa audiens mungkin merasa terganggu dengan iklan yang ditampilkan dan menganggapnya sebagai hal yang mengganggu.
  4. Dapat menimbulkan kecurigaan : Beberapa audiens mungkin curiga terhadap iklan yang ditampilkan dan meragukan kebenarannya.
  5. Dapat menimbulkan stereotip : Beberapa iklan dapat menimbulkan stereotip negatif terhadap suatu kelompok tertentu, seperti gender, etnis, atau usia.
  6. Dapat menimbulkan efek negatif pada lingkungan : Beberapa jenis reklame outdoor dapat menimbulkan efek negatif pada lingkungan, seperti polusi visual.
  7. Dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan : Beberapa jenis reklame dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan, seperti reklame rokok atau minuman beralkohol.
  8. Dapat menimbulkan efek negatif pada perilaku : Beberapa jenis reklame dapat menimbulkan efek negatif pada perilaku, seperti reklame untuk produk atau jasa yang merugikan audiens.

Perusahaan atau bisnis harus mempertimbangkan kerugian ini dalam membuat keputusan dan strategi reklame, dan harus memastikan bahwa reklame yang digunakan tidak merugikan audiens atau lingkungan.


Contoh kasus reklame yang sukses dan yang gagal

A. Contoh kasus reklame yang sukses 

"Just Do It" campaign adalah salah satu contoh kampanye reklame yang sukses. Kampanye ini diluncurkan oleh Nike pada tahun 1988 dan menjadi slogan ikonik perusahaan hingga saat ini. "Just Do It" campaign menggabungkan teknik persuasi dengan appeal emosional dan menggunakan slogan yang menyentuh dan inspiratif untuk menyakinkan audiens untuk mengejar tujuan mereka dan menjadi yang terbaik dalam olahraga atau aktivitas fisik.

Kampanye ini juga menampilkan atlet-atlet terkenal sebagai wajah dari merek, seperti Michael Jordan, Serena Williams, dan LeBron James, yang membantu meningkatkan kredibilitas dan daya tarik dari produk Nike. Selain itu, kampanye ini juga menggabungkan teknik visual yang menarik dan kreatif dalam iklannya untuk meningkatkan minat audiens.

Akibatnya, "Just Do It" campaign membantu Nike meningkatkan kesadaran merek dan meningkatkan penjualan produk mereka, serta menjadi salah satu kampanye reklame yang paling terkenal dan sukses dalam sejarah periklanan.

B. Contoh kasus reklame yang gagal

Salah satu contoh kasus reklame yang gagal adalah kampanye "Got Milk?" dari Asosiasi Susu Amerika. Kampanye ini diluncurkan pada tahun 1993 dan menjadi slogan ikonik dari Asosiasi Susu Amerika selama bertahun-tahun. Kampanye ini menggunakan teknik persuasi dengan appeal rasional, yaitu dengan menyajikan fakta tentang manfaat susu bagi kesehatan.

Namun, kampanye ini ternyata tidak efektif dalam meningkatkan penjualan susu dan konsumsi susu di Amerika Serikat. Beberapa faktor yang dianggap menyebabkan kegagalan kampanye ini diantaranya adalah karena tidak ada perubahan dalam produk susu itu sendiri, kurangnya pengiklanan yang kreatif dan inovatif, serta kurangnya dukungan dari industri susu dan pemerintah.

Selain itu, kampanye ini juga tidak berhasil dalam menyasar audiens yang tepat dan menyajikan pesan yang relevan bagi mereka. Beberapa kritik juga menyatakan bahwa slogan "Got Milk?" terasa kurang menyentuh dan tidak cukup menyakinkan untuk membuat audiens mengubah kebiasaan konsumsi susu mereka.

Selain itu, kampanye ini juga dianggap kurang responsif terhadap perubahan gaya hidup dan preferensi makan yang semakin populer saat ini, seperti veganisme dan intoleransi laktosa.

Kesimpulannya, kampanye "Got Milk?" dianggap sebagai salah satu contoh kasus reklame yang gagal karena tidak mampu meningkatkan penjualan susu dan konsumsi susu, serta kurangnya strategi yang inovatif dan responsif terhadap perubahan gaya hidup dan preferensi makan.


Kritik terhadap reklame

A. Kritik terhadap pemakaian gender dalam reklame

Pemakaian gender dalam reklame dapat menjadi kontroversial dan menimbulkan kritik dari berbagai pihak. Beberapa kritik yang sering ditujukan terhadap pemakaian gender dalam reklame meliputi:

  1. Stereotip: Beberapa iklan dianggap menyajikan stereotip gender yang tidak realistis dan tidak mencerminkan kenyataan. Misalnya, iklan yang menyajikan wanita sebagai objek seksual atau iklan yang menyajikan pria sebagai dominan dan kuat.
  2. Diskriminasi: Beberapa iklan dianggap menyajikan diskriminasi terhadap satu jenis gender atau menyajikan gender dalam posisi yang tidak seimbang.
  3. Menciptakan tekanan sosial: Beberapa iklan dianggap menciptakan tekanan sosial terhadap audiens untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan atau perilaku yang ditampilkan dalam iklan.
  4. Menciptakan perbedaan sosial: Beberapa iklan dianggap menciptakan perbedaan sosial yang tidak sehat antara laki-laki dan perempuan.
  5. Menciptakan harapan yang tidak realistis: Beberapa iklan dianggap menciptakan harapan yang tidak realistis dan tidak mampu dicapai oleh audiens.

Perusahaan atau bisnis harus memperhatikan kritik ini dalam membuat strategi dan konten reklame, dan harus memastikan bahwa reklame yang digunakan tidak menyajikan stereotip, diskriminasi, atau tekanan sosial yang tidak sehat terhadap audiens. Selain itu, perusahaan atau bisnis juga harus berusaha untuk menyajikan representasi gender yang seimbang dan mencerminkan kenyataan sosial yang ada.

Beberapa organisasi juga telah mengembangkan standar dan peraturan untuk menjamin bahwa reklame tidak menyajikan stereotip gender yang tidak sehat atau diskriminatif. Sebuah reklame yang sesuai dengan standar ini diharapkan dapat mengurangi kritik dan memberikan dampak positif pada audiens dan masyarakat secara umum.

B. Kritik terhadap penggunaan stereotip dalam reklame

Penggunaan stereotip dalam reklame dapat menjadi kontroversial dan menimbulkan kritik dari berbagai pihak. Beberapa kritik yang sering ditujukan terhadap penggunaan stereotip dalam reklame meliputi:
  1. Menyajikan gambaran yang tidak realistis: Beberapa iklan dianggap menyajikan gambaran yang tidak realistis dari kelompok sosial tertentu, seperti menyajikan orang tua sebagai tidak teknologi-savvy atau menyajikan perempuan sebagai objek seksual.
  2. Menyajikan diskriminasi tersembunyi: Beberapa iklan dianggap menyajikan diskriminasi tersembunyi terhadap kelompok sosial tertentu, seperti menyajikan orang kulit hitam sebagai kriminal atau menyajikan orang dengan disabilitas sebagai kurang produktif.
  3. Menciptakan tekanan sosial: Beberapa iklan dianggap menciptakan tekanan sosial terhadap audiens untuk menyesuaikan diri dengan standar kecantikan atau perilaku yang ditampilkan dalam iklan.
  4. Menciptakan perbedaan sosial: Beberapa iklan dianggap menciptakan perbedaan sosial yang tidak sehat antara berbagai kelompok sosial.
  5. Menciptakan harapan yang tidak realistis: Beberapa iklan dianggap menciptakan harapan yang tidak realistis dan tidak mampu dicapai oleh audiens.
Perusahaan atau bisnis harus memperhatikan kritik ini dalam membuat strategi dan konten reklame, dan harus memastikan bahwa reklame yang digunakan tidak menyajikan stereotip yang tidak sehat atau diskriminatif. Selain itu, perusahaan atau bisnis juga harus berusaha untuk menyajikan representasi yang seimbang dan mencerminkan kenyataan sosial yang ada.

C. Kritik terhadap reklame yang menyesatkan

Reklame yang menyesatkan dapat menimbulkan kritik dari berbagai pihak karena mengecoh atau menipu audiens. Beberapa kritik yang sering ditujukan terhadap reklame yang menyesatkan meliputi:

  1. Menyajikan informasi yang tidak benar: Beberapa iklan dianggap menyajikan informasi yang tidak benar atau tidak dapat dipertanggungjawabkan, seperti menyajikan produk yang tidak memiliki efek yang dijanjikan atau menyajikan perbandingan yang tidak adil.
  2. Menciptakan harapan yang tidak realistis: Beberapa iklan dianggap menciptakan harapan yang tidak realistis dan tidak mampu dicapai oleh audiens.
  3. Merugikan audiens: Beberapa iklan dianggap merugikan audiens dengan menyajikan produk atau jasa yang tidak bermanfaat atau merugikan kesehatan.
  4. Merugikan perusahaan lain: Beberapa iklan dianggap merugikan perusahaan lain dengan menyajikan perbandingan yang tidak adil atau menyajikan informasi yang tidak benar tentang produk atau jasa mereka.
  5. Menciptakan kecurigaan terhadap industri reklame: Beberapa iklan dianggap menciptakan kecurigaan terhadap industri reklame sebagai keseluruhan karena menyajikan informasi yang tidak benar atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Perusahaan atau bisnis harus menghormati hukum dan memastikan bahwa reklame yang digunakan tidak menyesatkan atau merugikan audiens. Mereka juga harus memastikan bahwa reklame yang digunakan tidak mengandung informasi yang salah atau menyesatkan dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Ada berbagai regulasi yang diterapkan oleh pemerintah dan organisasi industri untuk menjamin bahwa reklame yang ditampilkan tidak menyesatkan. Perusahaan atau bisnis harus mematuhi regulasi ini dan harus selalu bertanggung jawab atas konten reklame yang ditampilkan.


Kesimpulan

  1. Reklame merupakan bentuk promosi yang sangat efektif untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan brand awareness.
  2. Namun, reklame juga memiliki kekurangan seperti biaya tinggi dan iklan yang tidak relevan.
  3. Reklame harus menjadi tanggung jawab sosial dan etis dengan menghindari stereotip dan menyesatkan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak