Mengapa Orang Tidak Bersin Saat Tidur?
Bersin adalah respons refleks tubuh terhadap iritasi di hidung atau tenggorokan. Namun, pernahkah Anda menyadari bahwa kita jarang, jika tidak pernah, bersin saat tidur? Meskipun manusia lebih rentan bersin saat tidur karena membran mukosa membengkak ketika berbaring, otak sebenarnya menutup neuroreseptor yang merangsang refleks bersin. Artikel ini akan menjelaskan mekanisme mengapa kita tidak bersin saat tidur dan bagaimana tubuh bekerja untuk melindungi kita saat beristirahat.
Membran Mukosa dan Posisi Tidur
Saat kita berbaring, cairan tubuh bergerak dan mengumpul di berbagai bagian tubuh, termasuk hidung dan saluran pernapasan atas. Hal ini menyebabkan membran mukosa membengkak, yang seharusnya membuat kita lebih rentan terhadap iritasi dan bersin. Namun, meskipun kondisi ini seharusnya meningkatkan kemungkinan bersin, faktanya kita hampir tidak pernah bersin saat tidur.
Peran Otak dalam Mengatur Refleks Bersin
Otak memainkan peran penting dalam mengatur banyak fungsi tubuh, termasuk refleks bersin. Saat kita tidur, terutama selama fase tidur dalam, otak menutup neuroreseptor yang merangsang refleks bersin. Hal ini dilakukan untuk mencegah gangguan pada tidur dan memungkinkan tubuh untuk beristirahat dan pulih dengan optimal. Dengan kata lain, otak memberikan perlindungan ekstra selama tidur dengan menekan refleks yang bisa mengganggu.
Stimuli Kuat yang Bisa Membangunkan untuk Bersin
Meskipun neuroreseptor yang merangsang refleks bersin ditutup saat tidur, rangsangan yang sangat kuat tetap bisa membangunkan kita untuk bersin. Ini termasuk iritasi yang sangat tajam atau masuknya benda asing ke dalam hidung. Dalam kasus ini, otak akan memprioritaskan respons untuk mengusir iritasi tersebut dengan cara bersin, meskipun kita sedang tidur. Ini menunjukkan bahwa mekanisme perlindungan tubuh tetap aktif bahkan saat kita beristirahat.
Studi dan Penelitian Tentang Bersin Saat Tidur
Berbagai studi telah dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang mekanisme tubuh saat tidur. Penelitian menunjukkan bahwa selama fase tidur REM (Rapid Eye Movement) dan fase tidur non-REM, aktivitas otak berubah dan beberapa refleks otomatis seperti bersin ditahan. Peneliti juga menemukan bahwa gangguan tidur yang sering disebabkan oleh refleks tubuh yang tidak terkendali bisa berdampak negatif pada kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.
Kesimpulan
Tubuh manusia memiliki mekanisme yang luar biasa untuk melindungi dan memastikan kita mendapatkan istirahat yang cukup. Meskipun kita lebih rentan bersin saat tidur karena membran mukosa membengkak, otak secara efektif menutup neuroreseptor yang merangsang refleks bersin untuk menjaga tidur tetap tenang. Hanya rangsangan yang sangat kuat yang bisa membangunkan kita untuk bersin. Dengan memahami bagaimana tubuh kita bekerja saat tidur, kita dapat lebih menghargai keajaiban tubuh manusia dan pentingnya tidur yang berkualitas.