Penumpasan DI/TII di Jawa Tengah | Penumpasan Pemberontakan Angkatan Oemat Islam (AOI) di Kebumen

Konten [Tampil]
Kekuatan DI/TII yang telah terpecah belah tidaklah berarti DI telah hancur sama sekali, sebab pada pertengahan 1950 mereka berhasil melakukan infiltrasi kedaerah Kebumen dan berhasil mempengaruhi Angkatan Oemat Islam (AOI).

KH Somalangu - Pejuang Komandan Angkatan Oemat Islam

Pasukan AOI yang dipimpin oleh KH. SOMOLANGU akhirnya dapat ditumpas dan KH. Somolangu sendiri gugur bersama anak buahnya di Gunung Srandil. Dengan bergabungnya sisa AOI dengan DI/TII maka kekuatan Amir Fatah makin bertambah. Situasi daerah GBN makin bertambah gawat lagi, karenanya Operasi yang dilancarkan oleh TNI makin ditingkatkan. Pada saat itu didalam Tubuh Divisi Diponegoro terjadi penyempurnaan kembali organisasi.



Sesuai Surat Keputusan Organisasi Panglima Divisi Diponegoro/ Terr IV Nomer 37/B4/D III/1950 tanggal 10 Oktober 1950.

1). Mulai tanggal 26 September 1950 Teritorium Jawa Tengah di bagi menjadi 5 (lima) Sub  Teritorium.:
a). Sub Teritorium I.
b). Sub Teritorium II.
c). Sub Teritorium III
d). Sub Teritorium IV
e). Sub Teritorium V

Sub Teritorium I meliputi daerah-daerah Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Cilacap, Banyumas, Purbolinggo dan Banjarnegara

2). Mulai tanggal 5 Oktober 1950 Divisi Teritorium Jawa Tengah bernama Divisi III atau Divisi Diponegoro dan Panglima Divisi tetap dijabat oleh Kolonel Gatot Subroto yang terdiri dari 5 Brigade dan 26 Batalyon

Batalyon-401 s/d 407 Taktis Administratif dibawah Brigade N yang berlokasi didaerah Sub Ter I dibawah Letkol Moh Bahrun dan Staf Komando berkedudukan di Slawi. Pada saat itu juga Komandan GBN beralih dari Letkol Sarbini kepada Letkol Bahrun.

Operasi berjalan dengan lancar dan berhasil dengan memuaskan kekuatan DI/TII dapat dicerai beraikan, banyak yang tertawan dan menyerah. Sisa-sisa gerombolan yang tidak mau menyerah terus di desak sampai ke hutan-hutan yang sulit dapat dijangkau oleh Operasi TNI. Dan saat itu Operasi Tempur mulai secara bertahap dialihkan menjadi Operasi Teritorial, dari hasil operasi tahun 1950 yang sangat menonjol adalah menyerahnya Amir Fatah bersama 100 orang pengikutnya di desa Cisoyang-Ciawi daerah Tasikmalaya pada tanggal 20 Desember 1950

Pada tanggal 26 Oktober 1951 pimpinan Komandan Operasi GBN diserah terimakan dari Letkol Moh. Bahrun kepada Letkol A. Yani. Hancurnya kekuatan DI/TII di daerah Tegal Brebes dan menye
rahnya Amir Fatah bukanlah berarti bahwa DI/TII telah hancur sama sekali. Sisa-sisa DI/TII yang masih ada terus menerus melanjutkan cita-cita mereka dengan melakukan infiltrasi ke daerah-daerah lain di luar Tegal-Brebes.

Catatan: Tulisan ini diambil dari Buku " Brigade Infanteri -4 dan Pengabdiannya". Terlepas dari perbedaan sudut pandang sejarah mengenai Angkatan Oemat Islam di Kebumen, tulisan ini tidak untuk dijadikan sebagai bahan perdebatan, tetapi agar kita sama sama belajar sejarah negeri ini di masa lalu.

Baca juga: 
Penumpasan DI/TII di Jawa Tengah | Komando Operasi Gerakan Banteng Nasional-GBN

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak