Pengalaman Memelihara Lele Dalam Kolam Terpal

Konten [Tampil]

Memelihara lele di kolam terpal

Memelihara lele dalam kolam terpal, selain nantinya kalau panen bisa untuk lauk keluarga, juga merupakan aktifitas yang mengasyikkan. Saya juga pernah mencoba untuk membuat budidaya tanaman hidroponik, tapi gagal karena pengetahuan hidroponik saya sangat minim, dan saya melakukannya otodidak, hanya bermodalkan buku yang saya beli dari gramedia.

budidaya lele dalamkolam terpal
foto ilustrasi, via peluangusahaterkini.com
Baca juga:
Pengalaman buruk membeli paket data di aplikasi mytelkomsel

Kelebihan memelihara lele di kolam terpal

Memelihara lele di kolam terpal jelas memiliki kelebihan, di bawah ini penjelasannya:

  • Karena kolam yang kita bangun tidak bersinggungan langsung dengan tanah, maka kolam kita akan terhindar dari mikroorganisme yang merugikan, sehingga lele tidak mudah terkena penyakit. 
  • Tidak perlu lahan yang luas. Karena kolam terpal yang kita bangun adalah untuk skala rumah tangga, artinya hanya untuk konsumsi sendiri, tidak memerlukan lahan yang luas. Kita bisa memanfaatkan ruang-ruang kosong di sekitar tempat tinggal kita. Saya sendiri membuat kolam lele ukuran 1(satu) meter, dan saya tempatkan di loteng rumah.

Kekurangan kolam terpal

  • Biaya investasi awal
    Untuk membangun kolam terpal untuk memelihara lele, dibutuhkan investasi awal yang sebenarnya relatif bagi masing-masing orang. Murah bagi seseorang belum tentu murah bagi orang lain. Sebagai gambaran, untuk kolam terpal bundar dengan diameter 1m yang terbuat dari wire mesh, full set harganya sekitar Rp.800 ribuan belum termasuk biaya pengiriman. Namun jika ingin lebih irit, kita bisa membuatnya dari rangka kayu.

Di sini saya akan berbagi cerita pengalaman pribadi memelihara lele sangkuriang dalam kolam terpal berukuran 1x1x1 meter persegi. Kecil, tapi cukup jika hanya untuk konsumsi pribadi. Kalau untuk skala bisnis tentunya butuh kolam yang lebih besar lagi. Saat itu, dikarenakan keterbatasan lahan, saya meletakkan kolam terpal tersebut di atas loteng di lantai 2. Maklum tinggal di perumahan di mana kanan kiri dan belakang rumah sudah diapit rumah tetangga.

Tahapan membangun kolam terpal

  1. Untuk rangka saya menggunakan kayu, sedangkan untuk terpalnya, saya pakai terpal biasa, hanya saja saya memilih terpal yang agak tebal agar tidak mudah bocor.
  2. Setelah semuanya siap, kolam tersebut diisi air, Masukkan juga bakteri probiotik ke dalam kolam. Biarkan hingga seminggu atau lebih, hingga tumbuh jentik, dan air berwarna sedikit kehijauan. Jentik itu nantinya akan jadi makanan alami dari benih lele yang akan kita masukkan ke dalam kolam.
  3. Masukkan benih lele yang akan kita budidayakan. Saat itu saya menggunakan benih lele sangkuriang, sebanyak 200ekor. Banyak? Untuk ukuran kolam terpal 1x1x1 meter persegi Ya jumlah itu cukup banyak, saya ingin mempraktekkan budidaya lele kolam terpal padat tebar. Mirip mirip bioflock lah 
  4. Untuk pakan lele saya menggunakan pelet yang disesuaikan dengan perkembangan ukuran lele.
  5. Ketika lele beranjak dewasa, pastikan pakan lele mencukupi, karena lele merupakan ikan kanibal yang akan memangsa sesamanya ketika lapar.
  6. Teknik pemberian pakan lele yang saya lakukan saat itu adalah dengan memberikan pakan lele ketika hari mulai terang (pagi) atau ketika hari mulai gelap (sore)
  7. Untuk mengurangi resiko lele mati karena gas amoniak yang timbul dari kotoran lele dan sisa pakan yang tidak habis, saya selalu mencampurkan bakteri probiotik dan mengganti air secara berkala. Terutama ketika air mulai berbau. Pasang juga pompa aerator dan blower untuk sirkulasi dan pasokan oksigen.
  8. Saatnya panen, ini bagian yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Kok menyedihkan? Ya karena saat saya belum pulang kerja, kakak ipar saya mengundang teman-temannya untuk ikut panen lele saya hiks hiks.  Saya yang merawatnya dari masih kecebong, ketika panen orang lain yang memanen, apalagi nggak izin dulu. Ya sudahlah gak apa, menyenangkan orang lain, pahala buat kita.

Demikian pengalaman memelihara lele padat tebar dalam kolam terpal yang bisa saya bagikan. Maaf tidak ada penjelasan teknis yang lengkap, karena memang saya melakukannya juga otodidak, tidak melalui pelatihan budidaya secara khusus.

Sampai bertemu kembali di tulisan saya yang lain

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak