Pertarungan Manusia Melawan Harimau dalam Tradisi Rampogan

Konten [Tampil]
Rampogan merupakan tradisi yang berkembang dan berasal dari daerah Surakarta yang diselenggarakan pada zaman dahulu sebagai simbol perlawanan antara manusia dengan harimau, Rampogan diselenggarakan di tengah alun-alun Keraton Surakarta untuk memperingati Hari Raya.

Watangan dan Rampogan

Watangan merupakan tradisi keprajuritan berupa duel tombak yang dijadikan ajang untuk menunjukkan kesamaptaan dan kekuatan para prajurit keraton. Para prajurit menunggangi kuda dan bersenjatakan tombak. Walaupun sudah dipasang 'pentolan' di ujung tombak agar tidak terluka, tapi rasa sakit masih dirasakan. Prajurit yang kalah adalah yang jatuh dari kudanya.

Pertarungan Manusia Melawan Harimau
Tradisi rampogan atau rampogan macan, foto via harjamagelang.blogspot.com

Rampogan dimulai sesaat setelah gelaran Watangan berakhir. Tradisi ini mempertontonkan pertarungan antara manusia melawan harimau. Agar lebih seru, yang dipentaskan adalah harimau ganas yang baru ditangkap dari hutan. Makin ngeri dan sadis, makin banyak peminatnya. Bahkan kalau perlu membayar mahal untuk menyaksikannya.

Cukup Luka

Walaupun prajurit sudah diberi senjata untuk melawan, kadang kala lukanya cukup fatal. Serunya pertarungan ini harus berhenti di tengah jalan, karena peraturannya bukan sampai harimau mati, melainkan luka saja sudah cukup. Setelah pertunjukan, harimau itu dilepaskan lagi ke hutan.

Pertunjukan tradiosional ini mencerminkan perlawanan antara manusia dan harimau. Pada akhirnya, pertarungan memang tidak selalu berakhir dengan kematian. Pertarungan hanya untuk mempertaruhkan harga diri.

Baca juga:
Bahaya Ikan Sapu-sapu Bagi Manusia dan Kelangsungan Ekosistem Alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak