Sejarah Perjuangan Rakyat Surakarta; Penyerahan Kota Solo

Konten [Tampil]

Penyerahan Kota Solo

Tanggal 12 Nopember 1949. hari yang menggembirakan bagi Kota Solo. Di Stadion Sriwedari diadakan upacara penyerahan Kota Solo dari tentara pendudukan Belanda kepada TNI. Dari pihak Belanda diketuai oleh Kolonel Ohl, sedang dari pihak TNI oleh Overste Slamet Riyadi.

Penyerahan Kota Solo Oleh Belanda
Overste Slamet Riyadi berjabat tangan dengan Kolonel Ohl dalam penyerahan kota Solo, foto via kaskus


Dalam upacara tersebut dihadiri oleh para pembesar Militer dan Sipil dari kedua belah pihak Bendera Belanda yang selama itu berkibar di angkasa Surakarta diturunkan dan diganti dengan Sang Merah Putih disertai dengan penghormatan penuh khidmad oleh kedua belah pihak. Dengan telah ditandatanganinya naskah timbang terima kekuasaan pemerintahan dari tangan Belanda ke pihak R.I, maka berakhirlah riwayat pendudukan daerah Surakarta.

Pukul 10.30 upacara penyerahan kekuasaan di stadion Sriwedari Solo telah selesai dan pasukan- pasukan Belanda meninggalkan Kota Solo menuju ke Semarang. Sesudah Belanda meninggalkan Solo maka mulailah diadakan upaya penyusunan pemerintahan yang mantap. Pemerintahan waktu itu dipegang oleh seorang walikota yang semula memegang pemerintahan selama bergerilya, yaitu Suharjo Surjopranoto. Tetapi kemudian pemerintah pusat menunjuk Walikota Baru Kiai Ngabehi Soebekti Poesponoto (bekas Bupati Pacitan).

Setelah walikota baru tersebut memangku jabatan, mulailah diadakan pembenahan di bidang  pegawai. Berkat keuletannya, masalah kepegawaian tersebut bisa diatasi dengan baik. Setapak demi setapak pemerintahan di Solo menuju pemerintahan yang stabil dan berwibawa. Dengan pemerintahan yang stabil tersebut akhirnya keadaan wilayah Surakarta semakin aman dan program-program pemerintahan berjalan baik akibat adanya kesatuan dan persatuan warganya. Masa-masa tersebut disebut masa konsolidasi.

Tetapi keadaan tersebut tidak berjalan lama sebab dengan adanya Nasakom telah menyebabkan adanya perpecahan dari berbagai paham dan golongan. Perpecahan tersebut makin lama semakin membesar dan akhirnya mencapai klimaksnya dengan adanya peristiwa tragis, yaitu Pemberontakan G 30 S/PKI di Solo

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak