Cara Mengenali Ciri Fisik, Penyebaran dan Siklus Nyamuk Penyebab DBD

Konten [Tampil]

Pada tulisan sebelumnya kita telah membahas tentang 7 Cara Mudah dan Sederhana Agar Tidak Digigit Nyamuk, dan kali ini kita akan mengupas Cara Mengenali Ciri Fisik, Penyebaran dan Siklus Nyamuk Penyebab DBD.



Seperti kita ketahui bersama, ketika musim penghujan tiba, adalah saat di mana wabah penyakit DBD biasanya mulai menggila, momentum tepat bagi nyamuk penyebab DBD untuk berkembang biak. Penyakit DBD diakibatkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui perantara gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, setelah sebelumnya menggigit penderita DBD lainnya.

Kita perlu mengenali ciri-ciri fisik nyamuk penyebab DBD ini agar dapat terhindar dari penyakit DBD atau memaksimalkan upaya pencegahan penularan penyakit DBD. 

Ciri fisik nyamuk penyebab DBD

Dari buku Demam Berdarah (2007) oleh dr. Genis Ginanjar,  diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti betina atau nyamuk penyebab DBD memiliki ciri fisik khas. Antara lain: 

  • Tubuh nyamuk berwarna cokelat kehitaman 
  • Ukuran tubuhnya tiga sampai empat centimeter 
  • Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik bergaris putih keperakan 
  • Di bagian punggungnya terdapat dua garis vertikal di sisi kiri dan kanan 
  • Sisik tubuh nyamuk terkadang rontok pada nyamuk betina yang sudah tua 

Selain itu, ukuran dan warna tubuh nyamuk DBD dapat bervariasi, tergantung kondisi lingkungan dan nutrisinya. 

Tidak terdapat banyak perbedaan antara nyamuk betina dan nyamuk jantan . Hal yang membedakan hanya keberadaan rambut di antena nyamuk jantan.  

Peredaran nyamuk penyebab DBD 

Nyamuk DBD atau Aedes aegypti biasanya beredar di tempat tertentu. Nyamuk Aedes albopictus umumnya mudah ditemui di kebun atau pekarangan rumah. Sementara nyamuk Aedes aegypti lebih suka tinggal di tempat yang sejuk dan lembab. Salah satu tempat favorit nyamuk Aedes Aegypti adalah menyelinap di sela-sela barang atau pakaian yang bergelantungan di dalam kamar. 

Nyamuk Aedes Aegypti mampu terbang sejauh 100 meter untuk itu ketika diadakan fogging atau penyemprotan untuk pencegahan penularan DBD diupayakan agar menjangkau area 100 meter dari lokasi penderita DBD.  

Siklus nyamuk penyebab DBD 

Nyamuk Aedes Aegypti menyukai genangan air yang bersih dan tidak terusik untuk  bertelur, misalkan di wadah penampungan air,  tempayan, hingga baki penampungan air sisa kondensasi di dalam kulkas. Dalam sekali bertelur, nyamuk Aedes Aegypti dapat menghasilkan 200-400 bakal anakan. 

Umur nyamuk Aedes Aegypti hanya mampu bertahan hingga 10 hari dan maksimal hingga tiga minggu.  

Pola aktifitas nyamuk penyebab DBD

Nyamuk Aedes Aegypti memiliki pola aktifitas diurnal, nyamuk ini umumnya aktif pada pagi hingga siang hari. Nyamuk Aedes aegypti betina menggigit atau menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein sebagai bekal bertelur. 

Nyamuk DBD biasanya aktif pada pukul 06.00 WIB-09.00 WIB di pagi hari dan jam 15.00 WIB-17.00 WIB di sore hari. Di luar jam tersebut, nyamuk penyebab DBD tersebut hinggap di genangan air jernih untuk bertelur. Namun, dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa pola aktivitas nyamuk penyebab DBD tersebut mulai bergeser. 

Berdasarkan studi yang dilakukan Universitas Hasanuddin, Makassar, pada 2012 lalu, menemukan bahwa nyamuk penyebab DBD ternyata juga menghisap darah manusia pada malam hari. Riset yang dipublikasikan di Jurnal Ekologi Kesehatan tersebut mengamati 15 rumah penduduk di Makassar pada pukul 06.00 WITA sampai 03.00 WITA. Hasil penelitian menunjukkan, aktivitas menghisap darah nyamuk Aedes aegypti tertinggi pukul 17.00-18.00 WITA. Aktivitas Aedes aegypti dan Aedes albopictus terendah terjadi pada pukul 12.00-14.00 WITA. Selain itu, ditemukan fakta nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus menghisap darah pada malam hari antara pukul 18.00-20.00 WITA.

sumber referensi
kompas

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak