Anda mungkin pernah mendengan istilah Susu Pasteurisasi, yang produknya kini dapat dengan mudah Anda jumpai. Apalagi jika Anda pernah berkunjung ke daerah Batu di kabupaten Malang, atau berwisata ke Lembang, Bandung.
Kisah tentang Louis Pasteur dan pengembangan pasteurisasi, atau apa yang didefinisikan FDA sebagai "proses yang membunuh bakteri berbahaya dengan memanaskan [zat] ke suhu tertentu untuk jangka waktu tertentu."
Louis Pasteur adalah seorang ahli kimia dan mikrobiologi Prancis yang karyanya mengubah kedokteran. |dilarang copas tanpa ijin - www.blogmasadi.com| Pasteur membuktikan bahwa kuman menyebabkan penyakit; ia mengembangkan vaksin untuk antraks dan rabies; dan dia menciptakan proses pasteurisasi.
Pasteur menemukan bahwa bakteri berasal dari lingkungan. Saat bekerja untuk membantu industri anggur Prancis pada tahun 1850-an, ia membuktikan bahwa bakteri bertanggung jawab untuk membuat anggur dan bir menjadi asam.
Setelah beberapa percobaan, ia menyadari bahwa bakteri berbahaya dapat dihilangkan dengan merebus dan kemudian mendinginkan cairan. Dia kemudian menerapkan konsep itu ke produk susu, dan hari ini susu adalah penerima utama dari proses yang dia namakan "pasteurisasi."
Pasteurisasi susu secara rutin untuk mengurangi kontaminasi bakteri dan penyakit dimulai di Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Susu dipanaskan cukup lama untuk menghancurkan kuman tetapi bukan nutrisi penting. Sebelum pasteurisasi, tak terhitung jumlah orang yang meninggal karena menelan susu yang berusia lebih dari beberapa jam. Pasteurisasi dan pendinginan sangat memperpanjang umur simpan produk.
Beberapa kritikus percaya bahwa Pasteur menciptakan obsesi untuk menghilangkan bakteri, meskipun 90 persen tubuh manusia mengandung triliunan bakteri. Tetapi terutama di peternakan sapi perah skala besar saat ini, pasteurisasi memastikan keamanan pangan.
Baca juga:
Sering digunakan tenaga medis, siapa penemu stetoskop untuk pertama
kalinya?