Pengalaman Kerja Teknisi Utility di Perusahaan Pemintalan Benang/ Spinning Mills

Konten [Tampil]
Ada motif mengapa dalam beberapa artikel, saya membahas tentang pengalaman kerja pribadi saya. Tidak lain karena saya ingin memberikan gambaran untuk kalian, khususnya yang baru lulus, fresh graduate dan sedang mencari pekerjaan. Setidaknya berkaca dari pengalaman kerja saya yang nyata saya alami sendiri, bukan berdasarkan asumsi atau kira-kira. Seperti apa sih pekerjaan mekanik, seperti apa sih bekerja sebagai maintenance atau teknisi utility di pabrik, atau bekerja sebagai marketing itu kayak gimana? kurang lebihnya demikian.

Di artikel ini akan saya bahas Pengalaman Kerja Teknisi Utility di Perusahaan Pemintalan Benang di Tangerang.

Sekilas flashback, Saya lulusan STM Listrik tahun 1998, dan mengawali karir sebagai pembantu mekanik di sebuah perusahaan HPH di Kalimantan Barat. Hingga kemudian saya mendapatkan pekerjaan sebagai Maintenance di PT. Showa Indonesia Manufacturing, Cikarang. Sedangkan Pengalaman Kerja Teknisi Utility adalah pengalaman kerja saya yang ke tiga di bidang teknik.

Nekad merantau ke Tangerang

Selepas dari Showa, saya sempat pulang kampung sebentar dan kemudian nekad berangkat merantau ke Tangerang pada tahun 2000 bermodalkan uang sebesar Rp.150.000,-. Disebut nekad, karena di Tangerang itu saya blank, tidak ada saudara yang dituju. Tangerang adalah benar-benar baru untuk saya.  Saya tinggal di sebuah kontrakan kumuh di daerah Jatiuwung, di mana setiap saya buka pintu kontrakan, tercium aroma tidak sedap karena genangan air limbah tepat di depan kontrakan saya.

Seperti pencari kerja lainnya, saya berkeliling dari satu pabrik ke pabrik lainnya mencari pekerjaan. Hingga saat bekal uang saya tersisa Rp.75.000,- Alhamdulillah saya diterima di sebuah perusahaan pemintalan benang/ Spinning Mills, sebut saja  PT. Gunawan Textindo yang bernaung di bawah Jabatex Group. Dan Alhamdulillah lagi, perusahaan menyediakan mess untuk karyawannya, terutama yang masih lajang, sehingga saya bisa saving uang untuk kebutuhan lainnya.

Mess karyawan setelah ditinggalkan penghuninya



Tugas dan Tanggung Jawab Teknisi Uility

Menjadi seorang teknisi Utility, kita dituntut untuk memastikan aktifitas produksi di pabrik berjalan lancar. Artinya jika ada masalah apapun yang berkaitan dengan terganggunya aktifitas produksi, maka seorang teknisi utility harus segera menyelesaikannya. Masalah yang dihadapi bisa dari lightning (ganti lampu di ruang produksi, pemasangan lampu baru dsb), bisa dari masalah kelistrikan, troubleshooting mesin yang rusak, atau sekedar membuang air kompressor utama.

Untuk pekerjaan yang sifatnya ringan, teknisi Utility bisa bekerja sendirian, namun jika sudah angkat-angkat motor listrik yang besar, umumnya dibantu dengan team.

Hal yang membosankan dari teknisi Utility

Hampir semua bidang itu menjadi tugas teknisi Utility, dan yang paling membosankan adalah ketika setiap 4 jam, kita harus mencatat parameter mesin, terutama mesin pendingin ruangan (chiller), suhu, kelembaban ruangan, serta beberapa parameter lainnya. Kita juga harus rajin membersihkan filter-filter yang mampet karena kotoran.

Satu lagi, setiap lebaran Idul Fitri harus tabah, saat melihat karyawan lain dengan baju baru dan wangi diantar pulang ke asal daerah masing-masing menggunakan bus yang disediakan perusahaan, sementara teknisi utility harus berkotor-kotor diri membersihkan mesin, masuk ke ruang nozle belepotan lumpur di sekujur badan. Dan itu terjadi setiap tahunnya.


Bahaya yang mengintai dari pekerjaan teknisi Utility

Dibandingkan dengan bagian maintenance mesin, jumlah personel teknisi Utility jauh lebih sedikit. Sekedar gambaran di PT. Gunawan Textindo saat itu, personel Utility-nya dipecah menjadi 1 orang shift pagi 12jam, 1 oang shift malam 12 jam, dan 4 orang dayshift. Bisa kalian bayangkan, bagi yang kena shift, seorang diri dituntut untuk mengcover seluruh bagian produksi. Terlebih saat shift malam, harus bisa melawan kantuk, resiko kecelakaan kerja jauh lebih besar. 

Kawan saya kehilangan empat ruas jari tangannya karena masuk ke mesin Carding yang bagian silindernya seperti parutan kelapa. Saya sendiri juga pernah apes, jatuh dari atas tiang lampu penerangan jalan karena patah saat akan melakukan penggantian lampu. Beruntung, tidak ada tulang saya yang patah, saya hanya merasakan nyeri di sekujur badan keesokan harinya.

Sisi positif bekerja sebagai teknisi Utility

Bekerja sebagai teknisi utility saya anggap sebagai wadah untuk menggembleng saya. Dengan bekerja sebagai teknisi utility, kita akan menguasai banyak hal, terutama di bidang keteknikan, dari ilmu kelistrikan, mesin, hingga sistem piping/ plumbing. Dan ilmu tersebut akan abadi, bisa kalian pergunakan di sepanjang hidup kalian. Berbeda halnya jika kalian hanya sebagai operator mesin biasa, ketika kalian pindah pabrik, skill kalian tidak dianggap, nol, karena kalian akan menghadapi mesin baru yang mungkin secara sistem akan berbeda.

Dalam kehidupan sehari-hari kalian akan berhadapan dengan sistem pemipaan, entah untuk kebutuhan wastafel cuci piring di dapur atau untuk di kamar mandi. Tidak perlu panggil orang, kalian bisa menanganinya sendiri. Begitu juga saat lsitrik di rumah kalian bermasalah, nggak perlu panggil orang PLN, "aku bisa menanganinya".

Bekerja sambil kuliah

Khusus di paragraf ini sifatnya opsional, terserah kalian. Saat saya bekerja di pabrik pemintalan benang, saya juga ambil kuliah kelas malam. Masuk 2002 dan lulus 2006, Alhamdulillah, sekalipun saya kuliah tidak banyak ilmu yang diserap, karena masuk kampus dalam kondisi badan lelah setelah seharian bekerja, Saya lulus pun dengan IPK yang pas pasan, 3,06. Tapi setidaknya dengan kuliah, itu akan berguna di kehidupan saya selanjutnya.

Okay, sekian dulu ya, kalau mau nanya-nanya silahkan...dan sampai berjumpa di artikel yang lain


1 Komentar

  1. Salam kenal, sy jg sempat bekerja di Gunawan textindo thn 2001, sy bekerja selama 7 bulan. Saya bekerja d bagian windong

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak